Pementasan "TUK" Karya Bambang Widodo SP, Sentuhan Epik pada Gelar Karya UTS Purna Madya Warsa

Surabaya, 17 November 2024 , Pada gelar karya UTS bertajuk Purna
Madya Warsa, naskah teater "TUK" karya Bambang Widodo SP sukses
dipentaskan dengan penuh antusiasme. Pementasan ini disutradarai oleh Vicka Az
Zahra yang dengan piawai menghadirkan interpretasi mendalam dari kisah yang
mengangkat tema kompleks tentang kehidupan manusia, polemik sosial, dan
sakralitas alam.
Tim produksi yang terdiri dari Astra Linggar Nayu Pangiri
dan Dyna Mubarokah, Abim Bambang Setiawan penata artistik menunjukkan kekompakan dan dedikasi tinggi
dalam menghadirkan pertunjukan yang menyentuh, sementara komposer Brian Haryo
berhasil memperkuat suasana cerita dengan komposisi musik yang menegangkan dan
emosional.
Kisah "TUK": Antara Kehidupan, Kekuasaan, dan Karma

Pementasan "TUK" menyuguhkan cerita yang berkisar
pada kehidupan masyarakat di sekitar Mager Saren, sebuah tempat yang
dianggap sakral karena terdapat sumur yang menjadi sumber kehidupan bagi
penduduk setempat. Sumur tersebut tidak hanya menjadi simbol kelimpahan dan
keberlangsungan hidup, tetapi juga mengandung nilai spiritual yang tinggi bagi
masyarakat, dianggap sebagai tempat yang suci dan penuh berkah.
Namun, di balik simbol kesucian tersebut, terdapat konflik
yang mengungkap sifat dasar manusia yang terjebak dalam lingkaran harta,
kekuasaan, dan penindasan. Cerita berkembang dengan memperlihatkan dinamika
sosial, di mana masyarakat kecil sering kali menjadi korban ketidakadilan dari
mereka yang berkuasa. Konflik semakin meruncing ketika isu kepemilikan dan
kekuasaan atas sumur sakral tersebut memicu pertikaian yang mengakibatkan
ketidakstabilan sosial.
Klimaks: Kebakaran Mager Saren, Karma atau Kesengajaan?
Puncak dari pementasan ini terjadi pada adegan kebakaran di Mager
Saren, yang menjadi titik klimaks dan membawa ketegangan emosional bagi
penonton. Kebakaran tersebut menjadi simbol dari kehancuran dan perubahan,
memunculkan pertanyaan besar: apakah peristiwa itu merupakan karma atas
tindakan keserakahan dan ketidakadilan, ataukah sebuah kesengajaan yang
dirancang untuk menguasai kekayaan yang terkandung di sumur sakral itu?
Di sini, sutradara Vicka Az Zahra menampilkan adegan penuh
simbolisme dan makna, mengajak penonton untuk merenungkan hakikat manusia dan
konsekuensi dari tindak-tanduk mereka. Pertanyaan yang menggantung di akhir
pementasan mengundang diskusi dan refleksi, memberikan ruang interpretasi yang
luas bagi penonton.
Tim Produksi dan Penggarapan yang Solid

Kesuksesan pementasan "TUK" tidak lepas dari kerja keras tim produksi yang dipimpin oleh Astra Linggar Nayu Pangiri dan Dyna Mubarokah. Mereka mampu menghadirkan desain artistik yang kuat, menggambarkan nuansa desa dengan set panggung yang realistis serta penggunaan properti yang mendukung atmosfir cerita. Penataan musik oleh Brian Haryo juga memberikan kedalaman pada setiap adegan, menghadirkan suasana tegang, mistis, dan penuh emosi yang menyelimuti pementasan.
Secara keseluruhan, pementasan "TUK" dalam gelar
karya UTS Purna Madya Warsa ini tidak hanya berhasil menampilkan kisah
yang kaya akan makna, tetapi juga memberikan pengalaman teater yang menyentuh
dan menggugah penonton. Dengan penyutradaraan yang cermat, interpretasi musik
yang kuat, serta tim produksi yang solid, "TUK" membuktikan diri
sebagai salah satu karya yang patut diapresiasi dan diingat dalam gelaran
teater kali ini.
Editor: Syaiful
Qadar Basri
@ipoenkbadhoet
https://s1psendratasik.fbs.unesa.ac.id/
https://s2pendsenibudaya.fbs.unesa.id/